SISTEM HIDROLIK
Pengertian Sistem Hidrolik
Bertahun-tahun yang silam manusia
telah menemukan kekuatan dari perpindahan air, meskipun mereka tidak mengetahui
hal tersebut merupakan prinsip hidrolik. Sejak pertama digunakan prinsip ini,
mereka terus menerus mengaplikasikan prinsip ini untuk banyak hal untuk
kemajuan dan kemudahan umat manusia. Hidrolik adalah ilmu pergerakan fluida,
tidak terbatas hanya pada fluida air. Jarang dalam keseharian kita tidak
menggunakan prinsip hidrolik, tiap kali kita minum air, tiap kali kita
menginjak rem kita mengaplikasikan prinsip hidrolik.
Hidrolika merupakan suatu cabang
dari ilmu perihal arus yang meneliti arus zat cair melalui pipa-pipa yang
tertutup. Dalam hal ini akan terjadi energi tekanan , yang lewat suatu zat cair
hidrolik (minyalnya minyak) diubah menjadi kerja. Zat ini bertindak sebagi
pengalih energi.
Berdasarkan prinsip ini (hukum
hidrostatistik) bekerja misalnya:
a. Pompa-pompa hidrolik.
b. Alat pengatur dan alat peniru
pada mesin perkakas.
c. Kopling hidrostatik.
d. Penggerak-penggerak zat cair.
Keuntungan Sistem Hidrolik.
1. Pemindahan gaya-gaya dan
daya-daya besar.
Kebutuhan akan ruangan cukup terbatas dan gaya
kelembaman dan momen kelembaman pada sistem-sistem hidrolik adalah lebih kecil
dibandingkan dengan tipe-tipe penggerak lain.
2. Suatu pengaturan kecepatan
(putaran) yang tidak bertahap dan dapat bereaksi dengan cepat, dapat
dilaksanakan dengan mudah. Hal ini dapat terjadi secara otomatis, dalam suatu
jangkauan yang sangat besar dan juga:
a.
Tergantung dari
jalannya proses kerja atau
b. Berdasarkan sebuah program yang
ditentukan sebelumnya.
3. Kecepatan dapat diatur sewaktu
dalam pengerjaan.( (jadi dibawah pembebanan), tanpa menghentikan mesin.
4. Perbandingan pemindahan yang
besar (1 : ∞)
Ini bisa lebih besar dibanding pada sebuah pemindahan
secara mekanis. Pada suatu pergerakan cara hidrolik dengan mudah dan sederhana
sebuah kecepatan tertentu dapat diturunkan hingga nol, yaitu dengan jalan
sebagai berikut:
- Dengan mengatur debit pompa.
- Pengaturan lewat katup.
- Melalui pengurangan tekanan.
5. Pembalikan sederhana
masing-masing atas arah dan gerakan.
Ini dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana, tanpa
sedikitpun kehilangan energi dan dengan gerak penjalan yang lancar. Pembalikan
ini juga akan berjalan lancar bila masa yang bergerak bolak-balik cukup besar.
6. Pembalikan suatu gerakan dan suatu
arah secara cepat. Misalnya oleh penahan didalam silinder-silinder kerja.
7. Kecermatan besar dalam
penghubungan. Inipun dapat terjadi oleh masa kecil dari unsur-unsur hidrolik.
8. Gerakan-gerakan yang beraturan.
Kesemuanya ini secara nyata akan meningkatkan waktu
kedudukan dari alat-alat potong atau meningkatkan sebagian gaya potong maksimal
yang diperbolehkan.
9. Pengerjaan yang bebas hentakan
dan meredam hentakan.
Terutama penting dalam menggerakkan eretan-eretan pada
berbagai perkakas.
10. Pembalikan berbagai
gerakan secara sederhana.
Gerakan putar dari sebuah motor penggerak, bila diperlukan dapat dengan mudah
dibalikkan menjadi suatu gerakan bolak-balik dari suatu silinder kerja.
11. Diamankan terhadap
pembebanan lebih.
Pengamanan terhdap pembebanan lebih dan patahan dapat
dilakukan secara lebih sederhana dan pasti dengan penambahan sebuah katup
pembatas tekanan (katup tekanan-lebih).
12. Suatu pembalikan
hubungan secara cepat adalah mungkin dilakukan. Terdapat kemungkinan pengubahan
gaya maupun kecepatan (sifat-sifat dinamik yang baik). Massa sendiri yang kecil
dari pompa-pompa maupun motor-motor dan keelastisan minyak memungkinkan
terjadinya hentakan-hentakan penghubung yang lebih kuat dibanding pada
penggerak-penggerak elektris atau mekanis.
13. Semua gerakan dapat
dengan mudah disambut, misalnya dengan mengarahkan eretan pada sebuah peredam
zat cair. Dalam hal ini tekanan akan naik tanpa mengeper balik.
14. Suatu pengendalian
berurutan adalah mungkin untuk dilakukan. Pelaksanaannya cukup sederhana: baru
setelah sebuah katup penghadang diperkuat, sebuah katup lainnya dapat mulai
berfungsi misalnya pengadaan suatu pengamanan kecelakaan dapat dilaksanakan
(pada pengempaan, tarikan dalam, penembusan, dan trim dan sebagainya).
15. Penghubung dan
pengendalian atas proses penghubungan dapat dilakukan terpusat dari sebuah
ruang kendali. Semua tuas penghubung dan tombol-tombol dipasang di situ.
Semua ini cukup disambungkan lewat pipa-pipa dengan tempat-tempat dimana dibutuhkan
pelayanan.
16. Pemindahan gaya pada
jarak jauh. Ini dimungkinkan dengan memasang suatu jaringan pipa, yang tidak
mengganggu instalasi lainnya.
17. Proses-proses yang
rumit dalam suatu jangkauan waktu tertentu dapat diprogramkan dengan mudah.
Gerakan-gerakan yang dalam kaitannya dengan waktu sepenuhnya tidak tergantung
satu sama lain, dapat secara murni dikendalikan secara hidrolik atau
elektrohidrolik berdasarkan setiap program yang diinginkan.
18. Pengautomatisan
(otomatosasi) Pengendalian dan pemeriksaannya cukup sederhana melalui
penggunaan pengendalian yang berurutan. Pada sebuah perkakas misalnya dapat
diotomatisasi berbagai pengerjaan dengan bantuan suku cadang hidrolik yang
selalu dapat diperoleh dalam perdagangan.
19. Suatu instalasi
hidrolik memiliki masa pakai yang tinggi dan tidak memerlukan banyak
pemeliharaan. Minyak yang digunakan dapat melakukan kegiatan pelumasan sendiri
pada semua permukaan bagian-bagian hidrolik
20. Kebutuhan akan
ruangan dan bobot sendiri dapat dibatasi. Sebuah motor hidrolik berbobot
lebih ringan dibanding dengan motor elektris yang memiliki daya yang sama
besar. Dengan kemungkinan penggunaan tekanan-tekanan tinggi, peralatan hidrolik
dapat dibuat lebih kecil.
21. Pembatasan atas
banyaknya bagian mekanis dalam penggerak (lebih sedikit gesekan – lebih sedikit
keausan).
22. Terdapat kemungkinan
standarisasi.
Kerugian Sistem
Hidrolik.
- Minyak memiliki kepekaan terhadap suhu. Beberapa minyak hidrolik (misalnya minyak-minyak pelumas mineral) mudah terbakar dan dapat menguap pada suhu yang lebih tinggi.
- Sifat termampatkan yang dimiliki minyak. Minyak hidrolik dapat kita mampatkan, sebuah kolom minyak yang panjangnya 1 meter akan menjadi 0,7 mm lebih pendek oleh suatu peningkatan tekanan sebesar 10 bar. Hal ini dapat mempersulit kita untuk menyetel atau untuk mengkoordinasikan berbagai gerakan oleh sebuah peralatan hidrolik yang sederhana.
- Perubahan viscositas minyak. Minyak hidrolik akan lebih panas dengan lebih memanjangkan masa kerja (dikarenakan gesekan didalam dan gesekan mekanis). Perubahan besar dalam tekanan atau suhu mempunyai suatu pengaruh yang besar terhadap viscositas minyak. Untuk sebagian, hal ini dapat dihindarkan:
- Peralatan pengendali yang rumit.
- Pendinginan minyak.
- Kehilangan daya disebabkan oleh gesekan minyak. Penghilangan daya dan karenanya penurunan daya dapat terjadi:
- Aliran-aliran palsu minyak.
- Gesekan–gesekan zat cair dalam pipa dan kecepatan aliran.
Gambar 1.1. Arah gesekan fluida dalam pipa.
- Putaran dari pompa.
- Masalahnya adalah terdapat kesulitan dalam melakukan perapatan, atau kehilangan minyak. Kehilangan minyak yang cukup besar disebabkan karena kebocoran dibawah pembebanan yang merupakan penyebab dari:
- Pembatasan atas daerah putaran.
- Kondisi kerja yang diperberat bagi sistem bila debit yang tersedia ternyata sangat kecil.
- Suatu gerakan yang tidak beraturan dari unsur-unsur yang berbeda-beda.
- Menyebabkan kotornya produk-produk.
- Berbagai bagian harus dibuat sangat cermat. terutama pada bagian-bagian yang bergerak, sambungan, perapat, toleransi yang sangat minim. Ini berarti biaya produksi yang tinggi dan karenanya harga-harga pembelian yang tinmggi untuk instalasi hidrolik. Toleransi yang cukup cermat memang sangat diperlukan, karena jika tidak:
- Kebocoran-kebocoran.
- Bagian-bagiannya menjadi macer dan timbul gejala getaran.
- Gerakan-gerakan yang menghentak-hentak tidak beraturan (getaran-getaran). Penyebab terjadinya getaran dapat berupa:
- Masuknya udara kedalam minyak.
- Masuknya udara kedalam instalasi hidrolik.
- Perubahan-perubahan dalam kerapatan.
- Perubahan tekanan.
- Sambungan-sambungan dapat menjadi lepas. Pengembangan dan penyusutan pipa-pipa dan selang-selang oleh goyangan-goyangan tekanan dapat melepaskan sambungan pipa dan penutup-penutup.
- Pengerjaan yang tidak cermat dikarenakan bertumpuknya kalor. Untuk mengurangi pemanasan yang kuat dari bagian hidrolik dapat dilakukan langkah-lagkah berikut:
- Mengurangi kerugian hidrolik dan produksi kalor.
- Menggunakan alat pendingin (untuk minyak maupun untuk suku cadang).
2.1.
Tujuan.
Dalam merancang sebuah sistem
hidrolik hendaknya lewat suatu perhitungan yang sebaik mungkin dapat diperoleh
dengan menjelaskan mengenai berbagai gaya, pembebasan, kerugian-kerugian, dan
lain sebagainya yang mungkin timbul dan ketentuan mengenai sutu bagan susunan
(layout), fungsional maupun ekonomis.
2.2. Pengertian Hukum dalam Sistem
Hidrolik.
Pengertian tentang hukum-hukum
dasar dari hidrolik, khususnya dalam kaitannya dengan aliran, gesekan dan
pengecilan diameter yang berakibat pada laju aliran. Rintangan terbesar yang
muncul dalam pemecahan berbagai masalah adalah gesekan zat cair (gesekan antara
masing-masing bagian zat cair dan gesekan dari zat cair terhadap suatu
dinding tetap). Kalau gesekan ini dapat kita abaikan, penelaahan teoritis akan
menjadi agak sederhana.
2.3.
Hukum Pascal.
|
Semua zat cair dalam keadaan diam
akan melakukan suatu tekanan terhadap didnding yang mengelilinginya yang
dinamakan tekanan hidrostatik. Tekanan dinding (P) yang ada dapat ditentukan
dengan rumus:
Dimana : Tekanan (P) dalam N/m2)
Gaya (F) dalam Ne
Luasa (A) dalam m2
Tekanan adalah gaya spesifik, yaitu gaya persatuan
luas. Untuk dapat mengikuti perhitungan tekanan dengan lebih jelas lagi, kita
dapat mengamati sebuah bejana yang berdiri kokoh yang di isi dengan zat cair
(lihat gambar 2.1).
Gambar 2.1. Gaya pada hidrolik.
Bejana ini ditutup dengan sebuah torak yang dapat
bergerak. Apabila pada torak tersebut bekerja sebuah gaya F dalam Newton, maka
zat cair akan mengalami pengempaan. Torak akan turun dalam bejana sampai zat
cair dengan gaya yang merata didalam bejana melakukan tekanan terhadap torak.
Perpindahan torak hanya kecil saja karena zat cair tersebut hampir tidak dapat
dikempa atau tak termampatkan (Incompresible).
Gambar 2.2. Zat cait tak termampatkan
(Incompresible).
2.4. Hukum Perambatan Tekanan.
Keberlanjutan pada fenomena
gambar 2.2., maka dibawah dasar torak dicapai suatu tekanan P, yang berdasarkan
hukum perambatan tekanan, diteruskan ke zat cair dalam bejana menyebar
keseluruh bidang dinding dan besarnya per satuan luas adalah sama, dengan
syarat bahwa berat sendiri dari
zat cair dapat diabaikan. Tekanan balik dari zat cair pada bidang bawah
torakpun terbagi rata.
Gambar 2.3. Distribusi Tekanan Hidrolik.
Dalam menyatakan sebuah tekanan hendaknya diperhatikan
apakah yang dimaksudkan tekanan mutlak (P abs) atau tekanan ukur. Tekanan
mutlak dalam suatu zat cair adalah jumlah dari tekanan beban (P bel) dan
tekanan udara Po (tekanan atmosfir)
Tekanan udara tidaklah konstan, namun untuk
perhitungan biasanya ia dapat diganti di sini oleh 1 bar (=105 N/m2
= 10 N/cm2). Pada prinsipnya dalam teknik dan juga dalam hidrolika
kita tidak melakukan perhitungan dengan tekanan mutlak melainkan dengan tekanan
ukur, yang dalam aplikasi secara singkat dinamakan tekanan (P). Jadi selisih
antara tekanan udara (Po) dan tekanan mutlak (P abs) kita namakan tekanan vakum
bilamana tekanan mutlak lebih kecil dari pada tekanan udara.
2.4.1. Unit Tekanan.
Pressure Units
|
pascal
(Pa) |
bar
(bar) |
technical
atmosphere
(at) |
atmosphere
(atm) |
torr
(Torr) |
1 Pa
|
10−5
|
1.0197×10−5
|
9.8692×10−6
|
7.5006×10−3
|
145.04×10−6
|
1 bar
|
100,000
|
1.0197
|
0.98692
|
750.06
|
14.5037744
|
1 at
|
98,066.5
|
0.980665
|
0.96784
|
735.56
|
14.223
|
1 atm
|
101,325
|
1.01325
|
1.0332
|
≡ 1 atm
|
760
|
14.696
|
1 torr
|
133.322
|
1.3332×10−3
|
1.3595×10−3
|
1.3158×10−3
|
≡ 1 Torr; ≈ 1 mmHg
|
19.337×10−3
|
1 psi
|
6,894.76
|
68.948×10−3
|
70.307×10−3
|
68.046×10−3
|
51.715
|
Contoh: 1 Pa = 1 N/m2 = 10−5 bar =
10.197×10−6 at = 9.8692×10−6 atm, etc.
Tabel
2.1. Konversi Satuan Tekanan.
2.4.2. Tekanan.
Sebagai contoh, diketahui gaya sebesar 100 lbs mendorong piston dengan luas permukaan 4 in2 maka dapat kita ketahui tekanan F/A = 25 lbs/in2 (psi). Keuntungan mekanik dapat kita lihat ilustrasi dari keuntungan mekanik, ketika gaya 50 lbs dihasilkan oleh piston dengan luas permukaan 2 in2, tekanan fluida dapat menjadi 25 psi . dengan tekanan 25 psi pada luas permukaan 10 in2 dapat dihasilkan gaya sebesar 250 lbs.
Sebagai contoh, diketahui gaya sebesar 100 lbs mendorong piston dengan luas permukaan 4 in2 maka dapat kita ketahui tekanan F/A = 25 lbs/in2 (psi). Keuntungan mekanik dapat kita lihat ilustrasi dari keuntungan mekanik, ketika gaya 50 lbs dihasilkan oleh piston dengan luas permukaan 2 in2, tekanan fluida dapat menjadi 25 psi . dengan tekanan 25 psi pada luas permukaan 10 in2 dapat dihasilkan gaya sebesar 250 lbs.
2.5. Hukum Archimedes.
|
(1620)
Gaya mengapung (buoyant force) pada sebuah benda dengan volume (V) yang
keseluruhannya dicelupkan dalam zat alir (fluida)
dengan massa jenis ρf
adalah ρf Vg, dan berat benda adalah ρ0Vg, dimana: ρ0
adalah massa jenis benda. Maka gaya netto ke atas pada benda yang
direndamkan adalah:
|
Gambar 2.4. Gaya Apung
(Buoyancy).
2.6. Hukum Keserupaan Reynold.
Seringkali dalam percobaan
hidrolik digunakan metode model (penelitian berdasarkan suatu keserupaan). Dari
instalasi hidrolik yang akan diteliti dibuatlah sebuah model dengan ukuran
skala laboratorium yaitu skala kecil, dimana dilakukan peninjauan terhadap
proses-proses yang dianggap penting. Dalam hal ini tentu saja akan timbul
sebuah pertanyaan yang mendasar, yaitu syarat-syarat yang harus dikenakan, agar
hasilnya dapat digunakan pada skala sesungguhnya. Pada umumnya minyak-minyak hidrolik
mempunyai nilai-nilai viscositas dinamik dan viscositas kinematik yang berbeda,
maka dapat kita rangkum sebagai berikut:
- Bila suatu zat mengalir melalui sebuah pipa, maka lapisan-lapisan zat cair yang kontak dengan dinding akan tertinggal, oleh gesekan dipermukaan dinding tersebut dibandingkan dengan lapisan zat cair yang berada dibagian tengah pipa.
- Dikarenakan gaya molekular, bagian-bagian elementer dari lapisan zat cair akan saling tarik satu sama lain. Hal ini akan menimbulkan gaya yang mirip sebuah gesekan, yang menghambat gesekan antara lapisan zat cair dan harus dikalahkan untuk dapat menggerakkan dan mempertahankan zat cair supaya tetap bergerak.
- Dengan demikian yang dimaksud dengan kekentalan atau viscositas gesekan dalam suatu zat cair adalah tahanan yang terjadi bila suatu lapisan zat cair yang berbatasan saling bergeser satu sama lain. Zat cair yang sangat kental atau encer kental memerlukan suatu gaya yang besar untuk dapat dapat bergerak, sebaliknya zat cair yang tidak begitu kental hanya memerlukan gaya yang sedikit.
Gambar 2.5. Diagram Moody.
Untuk mendapatkan suatu besaran
yang dapat dijadikan ukuran oleh hampir semua proses aliran, kita ambil
perbandingan antara gaya kelembamam dan gaya gesek dan dengan demikian kita akan
memperoleh bilangan Reynold (Re).
Dari persamaan antara gaya masa dan gaya gesek akan
diperoleh:
V1 . d1/v1 = V2 . d2/v2
(istilah vd/v merupakan sutu bilangan tanpa dimensi yaitu dinamakan
bilangan Reynold).
- Untuk pipa-pipa bulat berlaku:
- Untuk pipa-pipa yang tidak bulat berlaku:
Bilangan Reynold untuk suatu fluida, yang mengalir
dalam sebuah pipa bulatdengan diameter d (m) adalah:
- Pada gas
- Pada zat cair
Keterangan:
vm :
Kecepatan rata-rata aliran dalam penampang pipa (m/s).
d : Diameter
pipa dalam (meter).
Q : Debit
(minyak) (m3/s).
v :
Viscositas kinematik dalam (m2/s).
η
: Viscositas dinamik dalam (Ns/m2).
ρ : Massa
jenis atau kerapatan dalam (kg/m3).
r : Jari-jari
hidrolik dari penampang yang dialiri, r = A/U (untuk aliran
cincin yang berbentuk r = (r1-r2)/2.
A : Luas arus
penampang yang berguna dalam (m2)
V : Merupakan
debit dalam meter-kubik normal/jam (m3n/h).
G : Debit masa
pada setiap jam (kg/h).
Untuk membandingkan pola-pola yang memilki keserupaan
satu sama lain kita menggunakan kekasaran relatif (k, d). Dua buah permukaan
akan mempunyai kekasaran geometrik jika keduanya memiliki kekasaran yang sama.
2.7. Hukum keserupaan berbunyi:
Dua aliran akan
serupa secara mekanis jika:
2.7. Jenis dan kecepatan aliran.
2.7.1. Persamaan Kontinuitas.
Untuk menghitung instalasi
hidrolik pada suatu aliran stationer, debit aliran (Q) dalam (liter/menit)
adalah sama dengan penampang pipa A (cm2) kali kecepatan aliran (V)
dalam (m/menit).
2.7.2. Persamaan Bernoully.
Karena pada setiap aliran selalu terjadi
kehilangan-kehilangan maka persamaan Bernoully sebagai alternatif pemecahannya.
Untuk suatu aliran dengan kehilangan-kehilangan berlaku:
Keterangan:
v :
Kecepatan arus rata-rata (m/s).
δ
: Nilai pembantu, sama dengan 2 untuk arus laminer dan dengan 1 untuk arus
turbulen.
ρ :
Kerapatan dari zat cair (kg/m3).
p : Tekanan terhadap
zat cair (N/m2).
Z :
Energi potensial minyak oleh ketinggian titik yang diperhatikan dibanding
dengan sebuah garis nol yang dipilih sembarang.
Persamaan ini menyatakan bahwa banyaknya energi dalam sebuah penampang 1
tertentu adalah sama dengan banyaknya energi dalam penampang 2 ditambah jumlah
dari kehilangan-kehilangan antara kedua penampang tersebut.
3.1.
Motor Hidrolik.
Motor hidrolik berfungsi untuk mengubah energi tekanan
cairan hidrolik menjadi energi mekanik. digunakan agar suatu cairan tersebut
memiliki bentuk energi.
Gambar 3.1.
Motor Hidrolik.
3.2.
Pompa Hidrolik.
Permulaan dari pengendalian dan
pengaturan hidrolik selalu terdiri atas suatu unsur pembangkit tekanan, jadi
pada umumnya pompa hidrolik atau pompa minyak (oli). Dalam hidrolik dengan
keuntungan yang paling penting berupa kemampuan besar dari komponen-komponen
yang berukuran relatif kecil, praktis hanya digunakan pompa-pompa desak
(perpindahan positif) yang bekerja berdasarkan prinsip hidrolik statik.
Gambar 3.2. Pompa Hidrolik.
Secara teoritis
mungkin saja terdapat sejumlah besar tipe pompa perpindahan positif atau
berbagai tipe pompa dapat kita bagi berdasarkan titik pandang yang
berbeda-beda:
3.2.1.Berdasarkan
pembuatan dari unsur perpindahan positif.
- roda-roda gigi dalam sebuah rumah yang tertutup.
- Dinding-dinding pemisah dalam sebuah rumah yang tertutup.
- Ulir-ulir dalam sebuah rumah yang tertutup.
- Pluyer-pluyer dalam sebuah rumah yang tertutup.
Gambar 3.3. Pompa Hidrolik perpindahan positif.
3.2.2. Berdasarkan
gerak dari unsur pendesak.
1.
Pompa-pompa dengan
pendesak yang berbolak-balik, misalnya:
a.
Pompa pluyer sebaris.
b.
Pompa pluyer aksial.
c.
Pompa pluyer radial.
Gambar 3.4. Pompa Hidrolik (pluyer).
2.
Pompa dengan pendesak
yang berputar.
a.
Pompa roda gigi.
Pompa ini terdiri dari 2 buah roda gigi yang dipasang
saling merapat. Perputaran roda gigi yang saling berlawanan arah akan
mengakibatkan kevakumanpada sisi hisap, akibatnya oli akan terisap masuk ke
dalam ruang pumpa, selanjutnya dikompresikan ke luar pompa hingga tekanan
tertentu. Tekanan pompa hydrolik dapatmencapai 100 bar. Bentuk pompa hydrolik
roda gigi dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.5. Pompa Hidrolik (roda gigi).
b.
Pompa yang diberi
pelat-pelat pemisah.
Pompa ini bergerak terdiri dari dari banyak sirip yang
dapat flexible bergerak didalam rumah pompanya. Bila volume pada ruang
pompa membesar, maka akan mengalami penurunan tekanan, oli hidrolik akan
terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang kompresi. Oli yang bertekanan akan
dialirkan ke sistem hidrolik.
Gambar 3.6. Pompa yang diberi pelat-pelat
pemisah.
c.
Pompa ulir.
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan
atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan
lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli secara aksial
ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang
saling bertautan.
Gambar 3.7. Pompa Hidrolik (ulir).
d.
Pompa rotor cincin.
Gambar 3.8. Pompa Hidrolik (rotor
cincin).
e.
Pompa rotor dupleks.
Gambar 3.9. Pompa Hidrolik (rotor dupleks).
3.2.3. Berdasarkan
debit yang dapat diatur.
1.
Pompa dengan debit
konstan.
a.
Pompa roda gigi
(dengan gigi-gigi di luar ataupun didalam).
b.
Pompa ulir.
c.
Pompa pluyer yang
dilayani dengan tangan.
Gambar 3.10.
Pompa Hidrolik debit konstan.
2.
Pompa dengan debit
yang variabel (pompa yang dapat diatur).
a.
Pompa yang diberi
pelat pemisah.
b.
Pompa torak
pluyer aksial.
Pompa hydrolik ini akan mengisap oli melalui
pengisapan yang dilakukan oleh piston yang digerakkan oleh poros rotasi. Gerak
putar dari poros pompa diubah menjadi gerakan torak translasi, kemudian terjadi
langkah hisap dan kompressi secara bergantian. Sehingga aliran oli hydrolik menjadi
kontinyu.
Gambar 3.11. Pompa
Hidrolik Torak pluyer Aksial.
c.
Pompa pluyer radial.
Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara
radial, bila rotor berputar secara eksentrik, maka piston2 pada stator akan
mengisap dan mengkompressi secara bergantian. Gerakan torak ini akan
berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan alira oli /fluida yang
kontinyu.
Gambar 3.12. Pompa
hidrolik Torak pluyer Radial.
3.2.4. Berdasarkan
dapat disetelnya debit (pompa yang dapat diatur).
1.
Pompa dapat diatur
yang dilayani dengan tangan.
2.
Pompa yang
pengaturannya dilakukan dengan cara hidrolik.
3.2.5. Berdasarkan
tipe penggerak dan pemindahan (sambungan elektromotor-pompa).
1.
Penggerak yang
langsung dikopel.
2.
Penggerak tipe V –
Belt ( sabuk rata).
3.
Penggerak tipe roda
gigi ( Roda gigi silinder, tirus atau tipe ulir).
3.2.6. Berdasarkan
jangkauan kapasitas.
1.
Debit.
2.
Jangkauan
tekanan(pompa tekanan rendah, pompa tekanan sedang, pompa tekanan tinggi.
3.3.
Katup (valve).
Katup pada sistem dibedakan atas fungsi, disain dan
cara kerja katup.
4.1.
Tangki Hidrolik
(Reservoir).
Tangki hidrolik (reservoir)
merupakan bagian dari instalasi unit tenaga yang konstruksinya ada
bermacam-macam, ada yang berbentuk silindris dan ada pula yang berbentuk kotak.
Gambar berikut ini menunjukan salah satu konstruksi tangki hidrolik.
(a)
(b)
Gambar 4.1. Tangki
Hidrolik Reservoir (a) dan simbolnya (b)
4.1.1. Fungsi /tugas tangki hidrolik.
1. Sebagai tempat
atau tandon cairan hidrolik.
2. Tempat
pemisahan air, udara dan pertikel-partikel padat yang hanyut dalamcairan
hidrolik.
3. Menghilangkan
panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki.
4. Tempat memasang
komponen unit tenaga seperti pompa, penggerak mula, katup-katup akumulator dan
lain-lain.
Ukuran tangki hidrolik berkisar antara 3 s/d 5 kali
penghasilan pompa dalam liter/menit dan ruang udara di atas permukaan cairan
maksimum berkisar antara 10 s/d 15 %.
4.1.2. Baffle Plate.
Baffle Plate berfungsi sebagai
pemisah antara cairan hydrolik baru datang darisirkulasi dan cairan hydrolik
yang akan dihisap oleh pompa. Juga berfungsi untuk memutar cairan yang baru
datang sehingga memiliki kesempatan lebih lama untuk menyebarkan panas, untuk
mengendapkan kotoran dan juga memisahkan udara serta air sebelum dihisap
kembali ke pompa.
4.1.3. Filter (Saringan).
Filter berfungsi untuk menyaring
kotoran-kotoran atau kontaminan yang berasal dari komponen sistem hidrolik
seperti bagian-bagian kecil yang mengelupas, kontaminasi akibat oksidasi dan
sebagainya. Sesuai dengan tempat pemasangannya, ada macam-macam filter yaitu :
1. Suction filter,
dipasang pada saluran hisap dan kemungkinannya di dalam tangki.
2. Pressure line filter,
dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk mengamankan komponen-komponen
yang dianggap penting.
3. Return line filter,
dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar kotoran jangan masuk ke dalam
tangki.
Kebanyakan sistem hidrolik selalu memasang suction
filter. Gambar menunjukan proses penyaringan.
16.10ensi Pompa H
Gambar 4.2. Filter
(saringan) Hidrolik.
4.1.4. Pengetesan
efisiensi pompa hidrolik.
Efiensi ialah
perbandingan antara output dan input dinyatakan dalam persen (%).
Perbedaan antara output dan input dikarenakan adanya
kerugian-kerugian diantaranya terjadinya kebocoran di dalam pompa sehingga akan
mengurangi volume output. Secara keseluruhan, kebocoran dapat terjadi
pada pompa hidrolik, katup katup, aktuator dan setiap konektor, sehingga
dalam hal ini perbandingan antara volume cairan hidrolik secara efisien
menghasilkan daya sebanding dengan penghasilan pompa disebut efisiensi
volumetrik.(ηv ). Penghasilan
pompa (misal pompa roda gigi) secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :
Q = penghasilan pompa teoritis (liter/min.)
n = putaran pompa (r.p.m)
V = volume cairan yang dipindahkan tiap putaran (cm³)
Penghasilan pompa tergantung pada besar tekanan kerja
sistem hidrolik. Semakin besar tekanan penghasilan pompa (Q) akan
semakin berkurang. Informasi kita temukan pada diagram karakteristik pompa :
1. Apabila p = 0, penghasilan pompa Q penuh (Q
teoristis)
2. Apabila p > 0, penghasilan
pompa berkurang karena adanya kebocoran dan secara logika semakin tinggi
tekanan akan makin besar pula kebocoran.
3. Garis lengkung pada
diagram menunjukan efisien volumetrik pompa (ηv).
Gambar 4.3. Efisiensi Volumetrik.
Contoh :
Ukuran pompa yang baru , kebocoran 6 % pada p = 230 bar.
Q(p=0)= 10 l/min.
Q(p=230)= 9,4 l/min.
QL = 0,6 l/min.
Jadi efesiensi volumetrik (ηv) = 94 %
Untuk pompa yang lama, kebocoran 1,3 % pada p= 230
bar.
Q(p=0)= 10 l/min.
Q(p=230)= 8,7 l/min.
QL = 1,3 l/min
Jadi efisiensi volumetrik (ηv) = 87 % U
nit Pengatur (Control Ele
4.1.5. Unit Pengatur
(Control Element).
Cara-cara pengaturan/pengendalian
di dalam sistem hidrolik. Susunan urutannya dapat kita jelaskan sebagai berikut
:
1. Isyarat (Sinyal)
masukan atau input element yang mendapat energi langsung dari pembangkit
aliran fluida (pompa hidrolik) yang kemudian diteruskan ke pemroses sinyal.
2. Isyarat Pemroses
atau processing element yang memproses sinyal masukan secara logic untuk
diteruskan ke final control element.
3. Sinyal pengendali
akhir (final control element) akan mengarahkan output yaitu arah
gerakan aktuator (working element) dan ini merupakan hasil akhir dari
sitem hidrolik.
Komponen-komponen kontrol tersebut di atas biasa
disebut katup-katup (Valves). Menurut desain konstruksinya katup-katup
tersebut dikelompokan sebagai berikut :
1. Katup Poppet (Poppet Valves)
yaitu apabila untuk menutup katup tersebut dengan cara menekan anak katup (bola
atau kones atau piringan) mendapat dudukan .
Menurut jenis katupnya, katup
popet digolongkan menjadi :
a. Katup Bola (Ball
Seat Valves)
b. Katup Kones (Cone
Popet Valves)
c. Katup Piringan (Disc Seat
Valves)
2. Katup Geser (Slide Valves)
a. Longitudinal
Slide
b. Plate Slide (Rotary Slide Valves)
Menurut fungsinya katup-katup
dikelompokan sebagai berikut :
a. Katup Pengarah (Directional
Control Valves)
b. Katup Satu Arah (Non Return Valves)
c. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
d. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
e. Katup Buka-Tutup (Shut-Off Valves).
4.2. Fluida Hidrolik.
Cairan hydrolik yang digunakan
pada sistem hidrolik harus memiliki ciri-ciri atau watak (propertiy)
yang sesuai dengan kebutuhan. Property cairan hidrolik merupakan hal-hal
yang dimiliki oleh cairan hidrolik tersebut sehingga cairan hidrolik tersebut
dapat melaksanakan tugas atau fungsingnya dengan baik. Adapun fungsi/tugas
cairan hidrolik pada sistem hidrolik antara lain:
1. Sebagai penerus tekanan atau penerus daya.
2. Sebagai pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak.
3. Sebagai pendingin komponen yang bergesekan.
4. Sebagai bantalan dari
terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
5. Pencegah korosi.
6. Penghanyut bram/chip yaitu
partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
7. Sebagai pengirim isyarat (signal).
4.2.1. Syarat Cairan Hidrolik.
4.2.1.1. Kekentalan
(Viskositas) yang cukup.
Cairan hidrolik harus memiliki
kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya sebagai pelumas. Apabila
viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan sangat tipis
sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan. Demikian juga bila viskositas
terlalu kental, tenaga pompa akan semakin berat untuk melawan gaya viskositas
cairan.
4.2.1.2. Indeks
Viskositas yang baik.
Dengan viscosity index yang
baik maka kekentalan cairan hydrolik akan stabil digunakan pada sistem dengan
perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
4.2.1.3. Tahan api
(tidak mudah terbakar).
Sistem hidrolik sering juga
beroperasi ditempat-tempat yang cenderung timbul api atau berdekatan dengan
api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4.2.1.4. Tidak
berbusa (Foaming).
Bila cairan hidrolik banyak
berbusa akan berakibat banyak gelembunggelembung udara yang terperangkap dlam
cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable dan akan
mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan
terjilat api akan lebih besar.
4.2.1.5. Tahan
dingin.
Tahan dingin adalah bahwa cairan
hidrolik tidak mudah membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau
titik cair yang dikehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 10°-15° C
dibawah suhu permulaan mesin dioperasikan (starup). Hal ini untuk
menantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang
membeku.
4.2.1.6 Tahan korosi
dan tahan aus.
Cairan hidrolik harus mampu
mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi korosi maka kontruksi
akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
4.2.1.7. Demulsibility
(Water separable).
Yang dimaksud dengan de-mulsibility
adalah kemampuan cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya
korosi bila berhubungan dengan logam.
4.2.1.8. Minimal
compressibility.
Secara teoritis cairan adalah uncomprtessible
(tidak dapat dikempa). Tetapi kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa
sampai dengan 0,5 % volume untuk setiap penekanan 80 bar oleh karena itu
dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar seminimal mungkin dapat dikempa.
4.3. Macam-macam
cairan hidrolik.
Pada dasarnya setiap cairan dapat
digunakan sebagai media transfer daya. Tetapi sistem hydriolik memerlukan persyaratan-persyaratan
tertentu seperti telah dibahas sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara
kerja sistem.
4.3.1. Oli hidrolik (Hydraulic
oils).
Oli hidrolik yang berbasis pada
minyak mineral biasanya digunakan secara luas pada mesin-mesin perkakas atau
juga mesin-mesin industri. Menurut standar DIN 51524 dan
512525 dan sesuai dengan karakteristik serta komposisinya oli hidrolik dibagi
menjadi tiga (3) kelas :
1. Hydraulic oil HL
2. Hydraulic oil HLP
3. Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya
adalah sebagai berikut :
Misalnya oil hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (additive)
guna meningkatkan pencegahan korsi dan/atau peningkatan umur oli P = kode untuk
additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli.
4.3.2. Cairan
Hidrolik tahan Api (Low flammability).
Yang dimaksud cairan hidrolik
tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak mudah atau tidak dapat terbakar.
Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat tempat
mesin-mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :
1. Die
casting machines
2. Forging
presses
3. Hard
coal mining
4. Control
units untuk power station turbines
5. Steel
works dan rolling mills
Pada
dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air dari
oli sintetis. Tabel berikut ini menunjukkan jenis-jenis cairan hidrolik tahan
api tersebut :
Kode
|
No. Pada lembar Standar VDMA
|
Komposisi
|
Prosentase (%) Kandungan air
|
HFA
|
24320
|
Oil-water emulsion
|
80-98
|
HFB
|
24317
|
Water-oil emulsion
|
40
|
HFC
|
24317
|
Hydrolis solusion,
e.g : water glyco
|
35-55
|
HFD
|
24317
|
Anhydrolis liquid,
e.g : phosphate ether
|
0-0.1
|
Tabel 4.1.
Jenis-jenis cairan hidrolik tahan api.
Perbandingan antara
macam-macam cairan hydrolik tersebut di atas dapat kita lihat pada tabel
berikut :
Type of Fluid
|
Petrol
Oil
|
Water
Glycol
|
Phosphor
Ester
|
Oil-in
Water
|
Oil
Synthetic
|
Free
resistance
|
P
|
E
|
G
|
F
|
F
|
Viscosity
lemp.
Properties
|
G
|
E
|
F
|
G
|
F-G
|
Seal
compalibility
|
G
|
E
|
F
|
G
|
F
|
Lubricating
quality
|
E
|
F-G
|
E
|
F-G
|
E
|
Temp.
range (oC)
above ideal
|
65
|
50
|
65
|
50
|
65
|
Relative
cost comp.
to oil
|
1
|
4
|
8
|
1,5
|
4
|
Tabel 4.2. Perbandingan macam-macam cairan hidrolik.
4.3.3. Viskositas (Kekentalan).
Viskositas cairan hidrolik akan
menunjukkan berapa besarnya tahanan di dalam cairan itu untuk mengalir. Apabila
cairan itu mudah mengalir dapat dikatakan cairan tersebut memiliki viskositas
rendah atau kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi
cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.
4.3.3.1 Satuan
viskositas.
Besar atau kecilnya viskositas
ditentukan oleh satuan satuan pengukuran. Dalam sistem standar internasional
satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik (kinematic
viscosity) dengan satuan ukuran mm²/s atau cm²/s. dimana: 1 cm²/s = 100
mm²/s. Satuan cm²/s dikenal dengan satuan Skotes (St), nama satuan viskositas
ini disesuaikan dengan nama penemunya yaitu Sir Gabriel Stokes (1819-1903).
Satuan mm²/s disebut centi-Stokes (cSt). Jadi 1 St = 100 cSt. Selain
satuan centi-Stokes (cSt), terdapat satuan yang lain yang juga digunakan
dalam sistem hidrolik yaitu :
1. Redwood 1; satuan
viskositas diukur dalam sekon dengan simbol (R1).
2. Saybolt Universal; satuan
viskositas juga diukur dalam sekon dan dengan simbol (SU).
3. Engler; satuan
viskositas diukur dengan derajat engler (E°).
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat
digunakan faktor berikut:
1. R1 = 4,10 VK
2. SU = 4,635 VKVK = Viskositas Kinematik
3. E = 0,132 VK 33
Menurut standar ISO, viskositas cairan hidrolik
diklasifikasikan menjadi beberapa viscosity Grade dan nomor gradenya
yang diambil kira-kira pertengahan antara viskositas min. ke viskositas max.
seperti yang ditunjukan dalam Tabel berikut ini:
ISO
Viscosity Grade
|
Mid-Point
Viscosity
cSt at 40,0C
|
Kinematic
Viscosity ISO Limits cSt at 40,0 0C
|
Minimum
|
Maximum
|
ISO VG 2
|
2.2
|
1,98
|
2.42
|
ISO VG 3
|
3.2
|
2.88
|
3.52
|
ISO VG 5
|
4.6
|
4.14
|
5.06
|
ISO VG 7
|
6.8
|
6.12
|
7.48
|
ISO VG 10
|
0
|
9.00
|
11.00
|
ISO VG 15
|
15
|
13.50
|
16.50
|
ISO VG 22
|
22
|
19.80
|
24.20
|
ISO VG 32
|
32
|
28.80
|
35.20
|
ISO VG 46
|
46
|
41.40
|
50.60
|
ISO VG 68
|
68
|
61.20
|
74.80
|
ISO VG 100
|
100
|
90.00
|
110.00
|
ISO VG 150
|
150
|
135.00
|
165.00
|
ISO VG 220
|
220
|
198.00
|
242.00
|
ISO VG 320
|
320
|
288.00
|
352.00
|
ISO VG 460
|
460
|
414.00
|
506.00
|
ISO VG 680
|
680
|
612.00
|
748.00
|
ISO VG 1000
|
1000
|
900.00
|
1100.00
|
ISO VG 1500
|
1500
|
1350.00
|
1650.00
|
Tabel 4.3. Klasifikasi viskositas cairan hidrolik.
Nomor VG dapat diperoleh melalui
angka pembulatan dari pertengahan diantara viskositas min. dan viskositas max.
Misal : ISO VG 22 , angka 22 diambil dari rata-rata antara 19,80 dan 24,20.
Secara faktual sering dijumpai bahwa pelumas gear box juga sering digunakan
juga untuk instalasi hidrolik maka frade menurut SAE juga dibahas disini.
Berikut ini adalah grading berdasarkan SAE dan konversinya dengan ISO-VG. Juga
dijelaskan disini aplikasi penggunaan oli hydrolik ssesuai dengan nomor
gradenya.
SAE Classes
|
ISO-VG
|
Areas of application
|
Stationary instalations in
closed areas at high
temperatures
At normal temperatures
For open air aplplications mobile Hydraulic.
In colder areas
|
30
|
100
|
20-20 W
|
68
|
10 W
|
46
|
5 W
|
32
|
22
|
(15)
|
10
|
Tabel 4.4. Aplikasi
penggunaan oli hirolik sesuai dengan gradenya.
4.3.3.2. Viscosity margins.
Maksud dari viscosity margins adalah
batas-batas atas dan bawah yang perlu diketahui. Karena untuk viskositas yang
terlalu rendah akan mengakibatkan daya pelumas kecil, daya perapat kecil
sehingga mudah bocor. Sedangkan apabila viskositas telalau tinggi juga akan
meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga memerlukan tekanan yang lebih
tinggi. Berikut ini diberikan gambaran tentang batas
viskositas yang ideal:
Kinematic Viscosity
|
Lower
|
10 mm2/s
|
Ideal viscosity range
|
15 – 100 mm2/s
|
Upper limit
|
750 mm2/s
|
Tabel 4.5. Batas viskositas ideal.
Saybolt
|
Saybolt
|
Kinematic
Centisrokes
|
Redwood1
Second
|
Universal
Second
|
Enginer
Degrees
|
Kinematic
Centisrokes
|
Redwood1
Second
|
Universal
Second
|
Enginer
Degrees
|
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
11.5
12.0
12.5
13.0
13.5
14.0
14.5
15.0
15.5
16.0
16.5
17.0
17.5
18.0
18.5
19.0
19.5
20.0
20.5
21.0
21.5
22.0
22.5
23.0
23.5
24.0
24.5
25.0
26
27
28
29
30
31
32
|
31
32
33
35
36
37
39
40
41
43
44
45
46
48
49
51
52
54
55
57
58
60
62
64
65
67
68
70
72
74
75
77
79
81
82
84
86
88
90
92
94
96
97
99
101
103
105
109
113
117
121
125
129
133
|
32.6
34.4
36.0
37.6
39.1
40.7
42.3
44.0
45.6
47.2
48.8
50.4
52.1
53.8
55.5
57.2
58.9
60.7
62.4
64.2
66.9
67.9
69.8
71.7
73.6
75.5
77.4
79.3
81.3
83.3
85.3
87.4
89.4
91.5
93.6
95.7
97.8
99.9
102.0
104.2
106.4
106.5
110.7
112.8
115.0
117.1
119.3
124.0
128.5
133.0
137.5
141.7
146.0
150.7
|
1.12
1.17
1.22
1.26
1.31
1.35
1.39
1.44
1.48
1.52
1.56
1.61
1.65
1.71
1.75
1.80
1.84
1.89
1.94
1.98
2.03
2.08
2.13
2.18
2.23
2.28
2.33
2.39
2.44
2.50
2.55
2.60
2.65
2.71
2.77
2.83
2.88
2.94
3.00
3.06
3.11
3.17
3.23
3.29
3.35
3.41
3.47
3.59
3.71
3.83
3.96
4.08
4.21
4.33
|
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
62
64
65
66
67
68
69
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
|
137
141
145
149
153
157
161
165
169
173
177
181
185
189
193
197
201
205
209
213
218
222
226
230
234
238
242
246
250
254
258
262
266
271
275
279
283
287
295
303
311
319
328
336
344
352
360
369
377
385
393
401
410
418
|
155.2
159.7
164.3
168.8
173.3
178.0
182.4
187.0
191.5
195.0
200.5
205.0
209.8
214.5
219.0
223.7
228.3
233.0
237.5
242.2
246.8
251.5
256.0
260.7
265.3
270.0
274.7
279.2
284.0
288.5
293.5
297.7
302.4
307.0
311.7
316.3
321.0
325.5
335
344
353
363
372
381
391
400
410
419
428
438
447
456
465
475
|
4.46
4.58
4.71
4.84
4.95
5.10
5.22
5.35
5.48
5.61
5.74
5.87
6.00
6.13
6.26
6.38
6.51
6.64
6.77
6.90
7.04
7.17
7.30
7.43
7.56
7.69
7.82
7.95
8.04
8.18
8.31
8.45
8.58
8.72
8.85
8.98
9.11
9.24
9.51
9.77
10.03
10.30
10.56
10.82
11.09
|
Tabel 4.6. Kesetaran ke-empat sistem satuan
viskositas.
4.3.3.3. Viskometer.
Viskometer adalah alat untuk
mengukur besar viskositas suatu cairan. Ada beberapa macam viskometer antara
lain :
- Ball Viscometer atau Falling sphere
Viscometer.
Gambar 4.4. Viskometer.
Besar viskositas kinematik adalah kecepatan bola jatuh
setinggi h dibagi dengan berat jenis cairan yang sedang diukur. (lihat gambar)
4.3.3.4. Capillary
viscometer.
Cara pengukurnya adalah sebagi
berikut : (lihat gambar). Cairan hidrolik yang akan diukur dituangkan melalui
lubang A hinga ke kointener E yang suhunya diatur. Melalui kapiler C zat cair
dihisap hingga naik pada labu D sampai garis L1, kemudian semua lubang ditutup.
Untuk mengukurnya, buka bersama-sama lubang A, B dan C dan hitung waktu yang
digunakan oleh cairan untuk turun sampai se l2. waktu tersebut menunjukkan
viskostis cairan,. Makin kental cairan hidrolik akan makin lama untuk turun dan
berarti viskostis makin besar.
Gambar 4.5. Capillary viscometer.
4.3.3.5.
Indeks Viskositas (viscosity Index).
Yang dimaksud dengan indeks viskositas atau viscosity
index (VI) ialah angka yang menunjukan rentang perubahan viskositas dari
suatu cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan suhu. Sehingga viscosity
index ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan karakteristik kekentalan
cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan temperatur. Mengenai viskositas
indeks ditetapkan dalam DIN ISO 2909. Cairan hidrolik memiliki viscositas
index tinggi apabila terjadinya perubahan viskositas kecil (stabil) dalam
rentang perubahan suhu yang relatif besar. Atau dapat dikatakan bahwa cairan
hidrolik ini dapat digunakan dalam rentang perubahan suhu yang cukup besar.
Cairan hidrolik terutama oli hidrolik diharapkan memiliki viscosity index (VI)
= 100. bahkan kebanyakan oli hidrolik diberi tambahan (additive) yang
disebut “ VI improvers “ tinggi juga disebut multigrade
oils. Untuk mengetahui perubahan viskositas ini perhatikan Ubbelohde’s
viscosity-temperature diagram berikut ini.
Gambar 4.6. Grafik Viscositas vs Temperatur.
4.3.3.6. Viscosity-pressure characteristics.
Karakteristik kekentalan dan
tekanan pada cairan hidrolik sangat penting untuk diketahui karena dengan
meningkatnya tekanan hidrolik maka meningkat pula viscosity index.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram viscosity pressure characteristic.
Gambar 4.7. Grafik Viscositas Kinematik vs
Tekanan.
4.3.3.7. Karakteristik Cairan Hydrolik yang
dikehendaki.
Cairan hidrolik harus memiliki
kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi persyaratan dalam menjalankan
fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah :
Kode
|
Sifat Khusus
|
Penggunaan
|
HL
|
Meningkatkan
kemapuan
mencegah korosi dan
kestabilan oli hidrolik
|
Digunakan pada
sistem yang bekerja pada suhu tinggi dan untuk tempat yang mungkin tercelup
air.
|
HLP
|
Meningkatkan
ketahanan terhadap aus
|
Seperti pada
pemakaian HL, juga digunakan untuk sistem yang gesekanya tinggi
|
HV
|
Meningkatkan indek viskositas (VI)
|
Seperti pemakaian HLP, juga digunakan secara meluas
untuk sistem yang fluktuasi perubahan temperatur cukup tinggi.
|
Tabel 4.7. Sifat-sifat cairan hidrolik.
4.4. Aktuator Hidrolik.
Seperti halnya pada sistim
pneumatik, aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor
hidrolik. Silinder Hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik
bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya yang dihasilkan aktuator hidrolik
memiliki tenaga yang lebih besar (dapat mencapai 400 bar atau 4x107 Pa),
dibanding pneumatik.
4.4.1. Silinder Hidrolik Penggerak Ganda.
Silinder Hidrolik penggerak ganda
akan melakukan gerakan maju dan mundur akibat adanya aliran fluida/oli hidrolik
yang dimasukkan pada sisi kiri (maju) dan sisi kanan (mundur) seperti yang
terlihat pada gambar 4.8. Tekanan Fluida akan diteruskan melalui torak
selanjutnya menjadi gerakan mekanik melalui batang torak. Gerakan maju dan
mundur dari gerakan batang torak ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan
dalam proses produksi, seperti mengangkat, menggeser, menekan, dan lain-lain.
Karena daya yang dihasilkan besar, maka silinder ini banyak digunakan pada peralatan
berat, seperti, Buldozer, bego, dan lain-lain.
Gambar 4.8. Silinder Hidrolik Penggerak Ganda.
Gambar 4.9. Aplikasi penggunaan sistim Hidrolik pada
alat berat.
4.4.2. Aktuator Rotasi.
4.4.2.1. Motor
Hidrolik roda gigi.
Motor Hidrolik merupakan alat
untuk mengubah tenaga aliran fluida menjadi gerak rotasi. Motor hidrolik ini
prinsip kerjanya berlawanan dengan roda gigi hidrolik. Aliran Minyak hidrolik
yang bertekanan tinggi akan diteruskan memutar roda gigi yang terdapat dalam
ruangan pompa selanjutnya akan dirubah menjadi gerak rotasi untuk berbagai
keperluan. Selanjutnya motor hidrolik dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.10. Motor Hidrolik Roda Gigi.
15 Pengendalian Hydrolik
4.5. Klasifikasi Pengendalian Hidrolik.
Sistem hidrolik terdiri dari
beberapa bagian, antara lain, bagian tenaga (power pack) bagian sinyal,
pemroses sinyal, dan pengendalian sinyal. Bagian tenaga terdiri dari
pompa hidrolik, katup pengatur tekanan, dan katup satu arah. Secara garis besar
dapat dilihat dalam skema di bawah ini:
|
|
|
|
Gambar 4.11. Klasifikasi Hidrolik dalam Penampang dan
Skema.
4.5.1. Katup Pengatur Tekanan.
Katup pengatur tekanan terdapat
beberapa model, antara lain: a) Katup pembatas tekanan, katup ini dilengkapi
dengan pegas yang dapat diatur. Bila tekanan hidrolik berlebihan, maka pegas
akan membuka dan mengalirkan fluida ke saluran pembuangan.
Gambar 4.12.
Macam-macam model katup pembatas tekanan.
4.6. Pemeliharaan
Fluida Hidrolik.
Fluida hidrolik temasuk barang
mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak baik terhadap cairan hidrolik
atau semakin menambah mahalnya harga sistem hidrolik sedangkan apabila kita
mentaati peraturan-peraturan tentang perlakuan atau cairan hidrolik maka
kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar dan fluida
hidrolik maupun sistem akan lebih awet. Panduan pemeliharaan fluida hidrolik:
1. Simpanlah cairan hydrolik
(drum) pada tempat yang kering, dingin dan terlindungi (dari hujan, panas dan
angin).
2. Pastikan menggunakan cairan
hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau mengganti cairan hidrolik
kedalam sistem. Gunakan juga peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
3. Pompakanlah cairan hidrolik
dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (prefilter).
4. Pantaulah (monitor) dan
periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi fluida hidrolik.
5. Aturlah sedemikian rupa bahwa
hanya titik pengisi tangki yang rapat-sambung sendiri yang ada pada saluran
balik.
6. Buatlah interval penggantian
cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan kerusakan cairan dapat
terhindar. (periksa dengan pemasok cairan hidrolik).
7. Cegah jangan sampai terjadi
kontamisnasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
8. Cegah terjadinya
panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin (cooling) atau
bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang unloading
pump atau excessive resistence.
9. Perbaikilah dengan segera bila
terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman yang terlatih.
10. Bila akan mengganti cairan
hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda), pastikan bahwa komponen
dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru, demikian pula seluruh sistem
harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.
4.7. Soal-Soal.
a. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat cairan hidrolik
?
b. Bagaiman cara pemeliharaan cairan hidrolik ?
4.7.1. Kunci Jawaban.
a. Cairan hidrolik harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Kekentalan (Viskositas) yang
cukup Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi
fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang
terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan.
Demikian juga bila viskositas terlalu kental, tenaga pompa akan semakin berat
untuk melawan gaya viskositas cairan.
2. Indeks Viskositas yang baik.
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil
digunakan padansistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3. Tahan api (tidak mudah terbakar)
Sistem hidrolik sering juga beroperasi ditempat-tempat
yang cenderung timbul api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu
cairan yang tahan api.
4. Tidak berbusa (Foaming)
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat
banyak gelembung gelembung udara yang terperangkap dlam cairan hidrolik
sehingga akan terjadi compressable dan akan mengurangi daya transfer. Disamping
itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan terjilat api akan lebih besar.
5. Tahan dingin
Tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah
membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang dikehendaki
oleh cairan hidrolik berkisar antara 10°-15° C dibawah suhu permulaan mesin
dioperasikan (star-up). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block
(penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.
6. Tahan korosi dan tahan aus.
Fluida hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi
karena dengan tidak terjadi korosi maka kontruksi akan tidak mudah aus dengan
kata lain mesin akan awet.
7. Demulsibility (Water
separable)
Yang dimaksud dengan de-mulsibility adalah kemampuan
cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila
berhubungan dengan logam.
8. Minimal compressibility
Secara teoritis cairan adalah uncomprtessible (tidak
dapat dikempa). Tetapi kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan
0,5 % volume untuk setiap penekanan 80 bar oleh karena itu dipersyaratkan bahwa
cairan hidrolik agar seminimal mungkin dpat dikempa.
b. Pemeliharaan Cairan Hidrolik
1. Simpanlah cairan hidrolik
(drum) pada tempat
2. Pastikan menggunakan cairan
hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau mengganti cairan hidrolik
kedalam sistem. Gunakan juga peralatan yang bersih untuk memasukannya.
3. Pompakanlah cairan hidrolik
dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (pre-filter).
4. Pantaulah (monitor) dan
periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi cairan hidrolik.
5. Aturlah sedemikian rupa bahwa
hanya titik pengisi tangki yang rapat sambung sendiri yang ada pada saluran
balik.
6. Buatlah interval penggantian
cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan kerusakan cairan dapat
terhindar. (periksa dengan pemasok cairan hidrolik).
7. Cegah jangan sampai terjadi
kontamisnasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
8. Cegah terjadinya
panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin (cooling) atau
bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang unloading
pump atau excessive resistence.
9. Perbaikilah dengan segera bila
terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman yang terlatih.
10. Bila akan mengganti cairan
hydrolik (apa lagi bila cairan hydrolik yang berbeda), pastikan bahwa komponen
dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru, demikian pula seluruh sistem
harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.